Internasional, BANGBARA.COM - Pada senin sekitar pukul 2.30 pagi Rumah Sakit Indonesia nan berada di jalur Gaza Utara mendapatkan hantaman tank dari Israel.
Sedikitnya 12 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam serangan tersebut.
Dua personil staf mengatakan bahwa lantai dua rumah sakit, di mana puluhan pasien dan pengungsi sedang tidur, dihantam oleh tembakan artileri.
Baca Juga: Mengenang 1 Tahun Gempa Bumi Cianjur 21 November 2022, di Hari dan Tanggal nan Sama Bergoyang, Bupati Bilang Begini
Para petugas medis tidak dapat memindahkan mayat-mayat ketika pertempuran terus bersambung di luar.
"Ada kekacauan, kegelapan dan api di departemen, nan membuatnya sangat susah untuk mengevakuasi korban tewas dan terluka," kata seorang perawat.
Sejak menginvasi Gaza lebih dari tiga minggu nan lalu, militer Israel terus mengepung beberapa rumah sakit di Gaza utara.
Baca Juga: Bertemu dengan PMI di Malaysia, Yeni Wahid Sebut Pasangan Ganjar-Mahmud Pasangan Pemberani dan Dekat dengan Rakyat
Israel mengatakan bahwa Hamas, golongan bersenjata nan memerintah Gaza dan melancarkan serangan luar biasa pada 7 Oktober lampau di Israel, telah menyembunyikan pangkalan di dalam rumah sakit.
Bukti adanya pusat komando Hamas nan luas di bawah Al-Shifa tetap belum terungkap. Kelompok ini membantah tuduhan Israel bahwa mereka menggunakan prasarana sipil dan mengatakan bahwa Israel melakukan kejahatan perang dengan menargetkan rumah sakit.
Ketika mereka mendekati Rumah Sakit Indonesia, pasukan Israel telah memperkuat cengkraman mereka di Gaza utara.
Baca Juga: Mengejutkan! Seorang Wanita Tiba-tiba Muncul Menuding Perselingkuhan Melly Goeslaw dengan Mantan Suaminya, Ini Kronologisnya
Tembakan artileri dan tembakan telah terdengar selama beberapa hari di dekat Rumah Sakit Indonesia.
Tank-tank Israel mulai mendekati gedung pada hari minggu malam beberapa jam sebelum serangan, kata pengelola rumah sakit.
Namun pengurus tetap tinggal berbareng ratusan orang lainnya, termasuk pasien nan menggunakan ventilator dan dalam kondisi kritis.
Editor: M Syachruddien
Sumber: nytimes.com